Jakarta – Dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh dua pejabat keuangan tinggi El Salvador menyatakan negara itu belum membeli bitcoin sejak Februari 2025.
Hal itu ketika perjanjian pembiayaan dengan Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund (IMF) dimulai. Hal ini secara langsung bertentangan dengan pernyataan Presiden El Salvador Nayib Bukele.
Surat yang dirilis sebagai bagian dari tinjauan program pertama IMF pada 15 Juli menuturkan stok bitcoin yang dipegang oleh sektor publik tidak berubah. Sebuah dokumen terlampir mencatat El Salvador telah memberikan alamat semua dompet panas dan dingin kepada IMF untuk ditinjau dan dipantau. Demikian mengutip dari the Block, ditulis Selasa (22/7/2025).
Surat itu ditandatangani oleh Presiden Bank Sentral Pablo Rodriguez Fuentez dan Menteri Keuangan Jerson Rogelio Posada Molina.
Namun, pemerintahan Bukele telah berulang kali menggembar-gemborkan pembelian baru satu bitcoin setiap hari sejak November 2022, saat Bukele mengumumkan inisiatif tersebut.
Kantor bitcoin mengklaim cadangan bitcoin El Salvador sekitar 6.242 bitcoin atau setara USD 737 juta. Jumlah itu setara Rp 12,02 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.322).
Perusahaan intelijen blockchain Arkham mencatat transfer 1 BTC harian, sebagian besar dari alamat yang ditandai sebagai dompet panas Binance dan Bitfinex.
Bukele sebelumnya menuturkan, meskipun ada perjanjian IMF yang mengamankan pinjaman sebesar USD 1,4 miliar atau Rp 22,84 triliun untuk El Salvador tetapi mengharuskan negara itu untuk mengurangi aktivitas bitcoinnya, ia tidak akan berhenti membeli BTC.
Jika pembelian bitcoin tidak berhenti ketika dunia mengucilkan kita dan sebagian besar bitcoiner meninggalkan kita, itu tidak akan berhenti sekarang dan tidak akan berhenti di masa depan,” kata Bukele sebelumnya di platform X.