Jakarta – Pasar kripto dikenal penuh gejolak—harga bisa melambung tinggi atau anjlok hanya dalam hitungan jam. Selain dipengaruhi faktor makroekonomi seperti regulasi, suku bunga, hingga adopsi institusional, ada satu elemen penting lain yang sering terabaikan: psikologi investor.
Mengutip coinmarketcap, Minggu (31/8/2025), di balik grafik harga kripto yang naik-turun, ada dua kekuatan emosional yang kerap mendorong pergerakan ekstrem: FOMO (Fear of Missing Out) dan FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt).
BACA JUGA:Analis: Jangan Terjebak FOMO Bitcoin, Altcoin Bisa Untung Lebih Besar
Baca Juga
-
Dokter Ortopedi: Ikut-ikutan Main Padel karena FOMO, Siap-Siap Cedera Berat!
-
Kena Quarter Life Crisis? Simak Tips Atur Duit Anti-FOMO
-
6 Jalur Pendakian Gunung Rinjani Dipastikan Masuk Grade IV, Pendaki FOMO Dilarang Naik
Dua pola ini bekerja seperti arus berlawanan yang menarik investor masuk dan keluar pasar, seringkali tanpa pertimbangan logis.
Berbeda dari pasar tradisional, kripto beroperasi tanpa henti 24/7. Aliran berita, cuitan, rumor, hingga update harga menciptakan lingkungan yang memperkuat reaksi emosional dan membentuk mentalitas kawanan digital.
Saat harga Bitcoin atau altcoin meroket, banyak investor ikut membeli karena takut ketinggalan. Sebaliknya, ketika muncul kabar negatif—baik nyata maupun rekayasa—kepanikan pun terjadi, mendorong aksi jual massal.