Jakarta – Harga emas kembali jadi sorotan utama setelah berhasil memecahkan rekor baru pada Senin malam, mencapai harga tertinggi sepanjang sejarahnya. Kenaikan drastis ini mengalahkan kenaikan Bitcoin dan menjadikannya salah satu investasi paling menguntungkan tahun ini.
Dikutip dari news.bitcoin.com, Kamis (4/9/2025), harga emas di pasar spot naik melewati USD 3.500, mencapai USD 3.508,50. Bahkan, harga emas berjangka hampir menyentuh angka bersejarah USD 3.600.
Para ahli percaya ada dua alasan utama di balik kenaikan ini:
Tekanan Politik terhadap Bank Sentral AS (Federal Reserve):
- Presiden Trump secara terang-terangan menyerang Ketua The Fed, Jerome Powell, karena enggan menurunkan suku bunga.
- Selain itu, ada upaya hukum untuk menggulingkan Gubernur The Fed, Liza Cook.
- Tindakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kemandirian The Fed sedang terancam, yang membuat investor mencari aset yang lebih aman seperti emas.
- Bahkan, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, mengatakan bahwa jika Powell dicopot, hal itu akan sangat berbahaya bagi ekonomi global.
Sinyal Penurunan Suku Bunga:
- Meskipun ada tekanan politik, Powell baru-baru ini memberi sinyal bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan September.
- Investor melihat ini sebagai peluang. Harga emas cenderung naik ketika suku bunga turun.
- Sebab, emas tidak memberikan bunga (non-yield-bearing asset), sehingga menjadi pilihan menarik saat bunga tabungan atau investasi lain rendah. Emas juga dianggap sebagai aset aman (safe haven) saat ekonomi tidak menentu.
Kenaikan harga ini membuat emas menjadi salah satu aset dengan keuntungan terbaik di tahun ini, dengan harganya sudah naik hampir 34% sejak Januari lalu.