Jakarta – Pasar aset digital global mengalami sedikit koreksi pada hari Jumat (4/7/2025), ketika harga Bitcoin gagal mempertahankan level USD 109.000. Di tengah penurunan ini, data on-chain mengungkap bahwa dua dompet Bitcoin yang telah lama tidak aktif kembali aktif dan memindahkan total 20.000 BTC, atau sekitar USD 2,18 miliar setara Rp 35,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.189 per USD).
Aksi ini langsung menyita perhatian komunitas kripto global.
Menurut data dari Lookonchain, dompet pertama (12tLs9c9Rs) membeli 10.000 BTC pada April 2011 saat harga Bitcoin hanya USD 0,78. Dengan investasi awal hanya USD 7.805 atau sekitar Rp 126,4 juta, nilai kepemilikannya kini melonjak menjadi lebih dari Rp 17,6 triliun.
Tak lama kemudian, dompet kedua (1KbrSKrT3Ge) juga memindahkan 10.000 BTC, menjadikan total transaksi pagi itu mencapai USD 2,18 miliar.
“14 tahun lalu, BTC hanya bernilai USD 0,78 — ini adalah keuntungan 140.000 kali lipat yang mencengangkan,” tulis Lookonchain melalui akun resminya di X.
Namun, hingga kini belum dipastikan apakah kedua dompet tersebut dimiliki oleh orang atau entitas yang sama.