Jakarta – Pemerintah China telah turun tangan memperlambat rencana beberapa raksasa teknologi untuk menerbitkan stablecoin di Hong Kong.
Hal itu berdasarkan laporan terbaru dari Financial Times, mengutip sumber. Raksasa teknologi tersebut termasuk Ant Group, afiliasi dari raksasa e-commerce Alibaba, dan JD.com, di antara peritel terbesar China.
BACA JUGA:Kesalahan Teknis, Mitra Kripto PayPal Tak Sengaja Cetak Stablecoin USD 300 Triliun
BACA JUGA:Bank of America hingga Goldman Sachs Jajaki Stablecoin
BACA JUGA:Citi Investasi di Perusahaan Infrastruktur Stablecoin BVNK
BACA JUGA:Negara Bagian Dakota Utara Luncurkan Stablecoin di 2026
Kedua perusahaan tersebut sebelumnya mendesak Bank Sentral China (PBoC) untuk mengizinkan peluncuran stablecoin yang dipatok yuan di Hong Kong dalam pertemuan tertutup, sesaat sebelum rezim perizinan stablecoin baru Hong Kong berlaku. Demikian seperti dikutip dari the Block, Senin (20/10/2025).
Namun kini, kedua perusahaan tersebut menunda rencana penerbitan stablecoin setelah regulator dari PBoC dan dari Administrasi Ruang Siber Tiongkok (Cyberspace Administration of China) meminta mereka untuk tidak melanjutkan, Financial Times melaporkan pada Minggu.
Lima sumber mengatakan kepada publikasi tersebut pejabat PBoC memiliki kekhawatiran terhadap perusahaan swasta yang menerbitkan mata uang apa pun, dan satu sumber mengatakan stablecoin yang dikelola swasta dipandang sebagai tantangan potensial bagi mata uang digital bank sentral Tiongkok, e-CNY, yang telah kesulitan dalam adopsi.
Gubernur PBoC, Zhou Xiaochuan, menyuarakan kekhawatirannya atas stabilitas stablecoin dalam sebuah forum keuangan tertutup pada akhir Agustus.