Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) terus menanjak dan kini mulai mendekati level USD 120.000. Kenaikan ini memicu spekulasi: apakah Bitcoin bisa melesat hingga USD 200.000?
Salah satu pendekatan yang digunakan analis untuk menjawab pertanyaan ini adalah Teori Gelombang Elliott, sebuah kerangka yang menganalisis siklus pasar berdasarkan psikologi investor.
Mengenal Pola Gelombang Elliott
Dikutip dari U.Today, Senin (14/7/2025), dalam teori ini, pergerakan harga pasar dibagi menjadi dua fase:
- Lima gelombang impulsif (naik)
- Tiga gelombang korektif (turun)
Pola ini mencerminkan dinamika antara optimisme dan kehati-hatian pelaku pasar, serta dapat membantu memprediksi arah tren selanjutnya.
Bitcoin Sedang dalam Fase Kuat?
Menurut grafik harian Bitcoin, harga sebelumnya sempat berkonsolidasi di sekitar USD 65.000, kemudian melonjak USD $90.000 pada gelombang impulsif pertama. Setelah itu, terjadi koreksi kecil sebelum memasuki gelombang ketiga, yang dikenal sebagai fase paling kuat dalam pola Elliott.
Kini, pergerakan harga menunjukkan bahwa Bitcoin sedang memasuki gelombang kelima, didorong oleh lonjakan volume perdagangan yang signifikan—indikasi kuat bahwa pembeli institusional mulai mendominasi pasar.
Volume tinggi seperti ini biasanya memperkuat sinyal bahwa pola Elliott sedang berlangsung, karena menunjukkan partisipasi pasar yang luas dan keyakinan akan tren naik.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.