Jakarta – Awal pekan yang positif bagi Bitcoin berlanjut hingga saat ini. Harga aset kripto terbesar ini menembus level tertinggi dalam 19 hari terakhir. Kenaikan ini dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) setelah data inflasi produsen menunjukkan penurunan.
Mengutip CoinGecko, harga Bitcoin naik 1,5 persen dalam 24 jam terakhir. Aset kripto terbesar itu kini diperdagangkan di kisaran USD 115.680, setelah sempat menembus USD 116.300 pada sesi perdagangan sebelumnya.
“Pergerakan harga minggu ini didorong oleh meningkatnya harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya, menyusul data inflasi produsen yang lebih rendah dari perkiraan,” kata Julio Moreno, Head of Research di CryptoQuant, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (13/9/2025).
Data menunjukkan, Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada Agustus 2025 turun 0,1 persen, dibandingkan dengan lonjakan besar-besaran Juli yang memulai aksi jual pasar. Penurunan ini menjadi yang pertama sejak April, terutama dipengaruhi harga komoditas mentah seperti minyak bumi serta biaya jasa yang lebih rendah.
Kondisi tersebut memperkuat keyakinan pasar. CME FedWatch Tool mencatat peluang 92,7 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 17 September 2025, sementara peluang pemangkasan 50 basis poin berada di angka 7,3 persen.
“Pasar menguat karena peluang pemangkasan suku bunga pekan depan nyaris pasti. The Fed bersiap menghidupkan kembali mesin likuiditas, terutama di tengah lemahnya pertumbuhan lapangan kerja di AS,” ujar Sean Dawson, Head of Research di Derive.