Jakarta Sebuah studi terbaru dari NFT Evening mengungkapkan lonjakan signifikan minat masyarakat Amerika Serikat terhadap Bitcoin (BTC). Sebanyak 68% warga menyatakan telah membeli Bitcoin sejak Presiden Donald Trump mengumumkan penerapan tarif timbal balik terhadap sejumlah negara, termasuk mitra dagang utama.
Dikutip dari laman Bitcoin.com, Jumat (2/5/2025) angka ini mengungguli persentase pembeli emas yang selama ini dianggap sebagai aset pelindung nilai utama.
Selisih hampir 24% menunjukkan pergeseran tren investasi masyarakat Amerika yang kini lebih memercayai aset digital sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi.
Dari sekitar 1.290 responden yang terlibat dalam penelitian, lebih dari 71% mengaku mengalokasikan lebih banyak dana ke Bitcoin dibandingkan ke emas setelah pengumuman tarif dilakukan. Hal ini memperkuat posisi BTC sebagai lindung nilai modern, menggantikan peran tradisional emas di mata investor retail Amerika.
Tarif ini justru mendorong pendatang baru masuk ke dunia kripto. Sekitar 26,23% responden bahkan mengaku baru pertama kali membeli Bitcoin karena pengaruh langsung dari kebijakan tarif tersebut.
Harga Bitcoin dan Volatilitas Pasar
Meskipun sempat mengalami penurunan tajam hingga sedikit di atas USD75.000 pada 7 April bersamaan dengan kejatuhan pasar global Bitcoin tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Penurunan tersebut terjadi setelah pengumuman tarif yang bertepatan dengan Hari Pembebasan, membuat aset kripto mengalami volatilitas tinggi.
Ironisnya, meski penurunan ini menunjukkan korelasi sementara antara BTC dan aset tradisional, lonjakan harga emas fisik hingga 30% di kuartal pertama 2025 tidak mampu menggeser dominasi Bitcoin di kalangan investor muda dan progresif.