Jakarta – Harga Bitcoin diperkirakan dapat menembus level USD 150.000 atau sekitar Rp 2,48 miliar (kurs Rp 16.160 per USD) sebelum siklus pasar bear berikutnya. Optimisme ini datang dari CEO Canary Capital, Steven McClurg, yang menilai dukungan institusional semakin kuat.
Dikutip dari coinmarketcap, Senin (18/8/2025), McClurg menyebut aktivitas pembelian strategis oleh dana kekayaan negara serta potensi arus masuk dari ETF Bitcoin sebagai faktor pendorong utama.
Saya pikir ada peluang lebih dari 50% Bitcoin mencapai kisaran 140 hingga 150 ribu dolar tahun ini sebelum kita melihat pasar bearish lagi tahun depan, kata McClurg dalam wawancara dengan CNBC.
Dorongan dari Investor Institusional
Prediksi ini selaras dengan pandangan tokoh besar lain seperti Michael Saylor dan Tom Lee. Menurut mereka, masuknya investor institusional akan meningkatkan likuiditas dan menopang stabilitas harga Bitcoin.
Selain faktor adopsi, arah kebijakan moneter global, terutama perubahan suku bunga oleh Federal Reserve, juga akan menjadi variabel penting dalam perjalanan harga Bitcoin.
Tren Historis Jadi Acuan Optimisme
Secara historis, Bitcoin kerap mengalami reli besar setelah momen halving. Para analis melihat pola tersebut bisa kembali terulang, didukung data masa lalu yang menunjukkan lonjakan signifikan pasca-halving.
Dengan kombinasi faktor institusional, makroekonomi, dan tren historis, banyak pengamat yakin Bitcoin masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar menuju target ambisius USD 150.000.