Jakarta – Pemerintah Kerajaan Bhutan, melalui perusahaan investasi milik negara Druk Holding and Investments (DHI), secara diam-diam menjual 2.584 Bitcoin (BTC) dalam rentang waktu 40 hari terakhir. Langkah ini menurunkan cadangan Bitcoin negara tersebut senilai hampir USD 248 juta atau setara Rp4,08 triliun (asumsi kurs Rp16.476 per dolar AS) dalam bentuk aset digital.
Melansir Bitcoin.com, Selasa (6/5/2025), pada 24 Maret 2025, data dari Arkham Intelligence menunjukkan bahwa Bhutan masih memiliki 10.070 BTC, menempatkannya sebagai negara keempat terbesar di dunia dalam hal kepemilikan Bitcoin.
Baca Juga
-
Bhutan Manfaatkan Kripto Ramah Lingkungan untuk Genjot Ekonomi
Namun, saat ini angka itu telah menurun menjadi 7.486 BTC, yang nilainya diperkirakan mendekati USDD 720 juta. Penurunan tersebut mencerminkan penjualan sebanyak 2.584 BTC dalam waktu sekitar 40 hari.
Penjualan Untuk Program Kesehatan Nasional dan PNS
Semua koin yang dijual selama periode tersebut dikirim ke alamat wallet yang tidak diketahui, sehingga menimbulkan spekulasi mengenai tujuan dan pihak penerima. Hingga kini, pemerintah Bhutan maupun DHI belum memberikan pernyataan resmi terkait penjualan ini.
Yang menarik, tidak seperti negara lain yang membeli Bitcoin di pasar terbuka, Bhutan memperoleh seluruh cadangan BTC-nya dari hasil mining (penambangan).
Meskipun belum ada pernyataan resmi bulan ini, Perdana Menteri Bhutan Tshering Tobgay sebelumnya mengungkapkan hasil dari likuidasi Bitcoin digunakan untuk mendanai program kesehatan nasional dan penyesuaian upah bagi pegawai sektor publik.
Langkah ini menunjukkan Bhutan kemungkinan menjual sebagian aset digitalnya untuk memperkuat program pembangunan dan sosial dalam negeri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.