Jakarta – Harga kripto kembali bergejolak setelah tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China meningkat tajam. Berdasarkan data CoinMarketCap, dalam sepekan terakhir, BTC bergerak liar di antara USD 107.318–USD 123.535, mencerminkan volatilitas tinggi usai “black friday” akibat isu perang tarif dua ekonomi terbesar dunia itu.
Tekanan global tersebut membuat kapitalisasi pasar Bitcoin menyusut ke Rp 36.629 triliun, sementara volume perdagangan harian merosot 24% menjadi Rp 1.136 triliun. Penurunan semakin dalam setelah China menjatuhkan sanksi terhadap suku cadang buatan AS yang digunakan perusahaan pelayaran Korea Selatan.
BACA JUGA:Kemenangan Besar Pemilik Kripto: California Izinkan Penarikan Bitcoin yang Hilang Tanpa Dipaksa Jual!
BACA JUGA:Pendiri Huobi Bersama Pendukung Awal Ethereum Bikin Perusahaan Treasury Ethereum
BACA JUGA:OJK dan Pemerintah Bahas Revisi UU P2SK, Industri Kripto Sambut Positif
Imbasnya terasa di seluruh pasar kripto. Kapitalisasi pasar global turun dari USD 3,96 triliun menjadi USD 3,75 triliun, menghapus lebih dari USD 210 miliar hanya dalam sehari. Sementara beberapa altcoin mulai pulih, Bitcoin masih tertahan di zona bearish.
Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pihaknya kini “secara aktif terlibat dalam perang dagang dengan China”, yang memicu kekhawatiran investor dan menekan harga kripto dunia.