Jakarta Komisi Nasional Disabilitas (Komnas Disabilitas) memberikan apresiasi kepada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah disabilitas. Langkah-langkah konkret yang diambil, seperti reunifikasi jemaah yang terpisah dari rombongannya, merupakan wujud nyata empati dan rasa kemanusiaan.
Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Deka Kurniawan menyampaikan apresiasinya secara langsung di Madinah. Ia menyoroti keberanian PPIH dalam mengambil keputusan penting, seperti mencabut jemaah dari manifes dan memisahkannya dari rombongan agar tetap bisa berangkat bersama pendampingnya.Â
BACA JUGA:Kisah Inspiratif Kakek Fatahula, Naik Haji di Umur 105 Tahun
BACA JUGA:Cuaca Panas Menantang Kondisi Fisik Jemaah Haji, Suhu Diprediksi Capai 43 Derajat Celcius
BACA JUGA:Cegah Keracunan Makanan, Jemaah Haji Diminta Konsumsi Makanan Sesuai Jadwal
BACA JUGA:Jemaah Resah, Kebijakan Baru Bisa Pisahkan Pasangan Haji Pendamping
Baca Juga
-
Arab Saudi Desak Jemaah Haji 2025 Pakai Payung, Lindungi Diri dari Panas Ekstrem
-
264 Calon Jemaah Haji Ilegal Digagalkan Keberangkatannya dari Bandara Soetta
-
Jemaah Haji Diingatkan Tak Obral Keluhan di Media Sosial, Begini Penjelasan Mustasyar Dinny
Mereka (PPIH) berani mengambil keputusan penting, mencabut jamaah dari manifest dan memisahkan dari rombongan agar tetap bisa berangkat bersama pendampingnya. Ini langkah luar biasa, ujar Deka Kurniawan, mengutip Antara, Rabu (21/5/2025).
Potensi terpisahnya anggota jemaah dari rombongan ini disebabkan oleh sistem distribusi yang diatur oleh delapan syarikah (perusahaan layanan haji). Sistem ini berpotensi memisahkan jemaah penyandang disabilitas dengan pendampingnya. PPIH dengan cepat merespons situasi ini dengan melakukan pendataan agar suami-istri hingga disabilitas/lansia-pendamping bisa dalam satu rombongan.