Jakarta – Sebanyak 99 jemaah haji Indonesia dilaporkan mengalami infeksi pneumonia saat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Hal ini menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingat pneumonia bukan penyakit ringan, terutama bagi jemaah dengan kondisi rentan atau komorbiditas.
Menurut data Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dari Daerah Kerja (Daker) Makkah dan Madinah per 20 Mei 2025 pukul 16.00 WAS, kasus pneumonia ini tersebar di berbagai sektor dan kelompok terbang (kloter). Para jemaah yang terinfeksi saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Arab Saudi.
BACA JUGA:Pneumonia Bisa Serang Individu Sehat, Jangan Remehkan Gejala Mirip Flu
BACA JUGA:5 Gebrakan Paus Fransiskus Selama jadi Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia
BACA JUGA:Kabar Wafatnya Paus Fransiskus Jadi Berita Utama Media Massa di Dunia
BACA JUGA:Kisah di Balik Kesehatan Paus Fransiskus yang Hidup dengan Satu Paru
Baca Juga
-
Selain TBC, 13 Macam Penyakit Paru Ini Diam-Diam Ancam Nyawamu
-
Innalillahi, Mbok Yem Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun
-
Influencer Meninggal Dunia Setelah Pesta di Pulau Boracay Filipina, Terpapar Gagal Hati dan Pneumonia
“Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” ungkap Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji, dari KKHI Madinah (21/5).
Kenapa Pneumonia Bisa Berbahaya?
Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang menyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli). Penyebabnya bisa beragam, mulai dari bakteri, virus, hingga jamur. Dalam konteks ibadah haji—di mana jutaan orang berkumpul dalam satu waktu, suhu bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celcius, dan aktivitas fisik sangat padat—risiko penyebaran penyakit ini meningkat tajam.