wmhg.org – JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mengincar tambahan pendapatan dari kawasan industri Subang Smartpolitan yang dikelola anak usahanya PT Suryacipta Swadaya hingga kisaran Rp 444,5 miliar pada akhir tahun 2025.
Vice President of Investor Relation & Sustainability SSIA Erlin Budiman menjelaskan, pada paruh awal tahun saja, kawasan industri yang kini sudah dihuni sembilan investor ini berhasil mengantongi pendapatan konsolidasian sekitar Rp 300 miliar.
Namun sebagai catatan, pendapatan tercatat milik SSIA hanya 63,5% dari jumlah total, sebab Grup Djarum memiliki 36,5% dari Suryacipta. Pun melongok laporan keuangan semester I-2025 SSIA, tercatat kawasan industri menyumbang pendapatan sebesar Rp 167,16 miliar.
Asal tahu saja, atas kepemilikannya itu, Djarum menyuntikkan dana sebesar Rp 3,1 triliun ke kawasan industri SSIA.
Adapun dari tenant-tenant yang sudah menghuni kawasan Subang Smartpolitan, ada pabrik yang sudah memulai produksi. Sebut saja perusahaan mainan asal Taiwan, Vision. Pun, ada yang masih dalam masa konstruksi seperti produsen mobil listrik asal China, BYD, yang ditargetkan memulai operasi pada kuartal III mendatang dan perusahaan tekstil asal China, Xhinfang, yang ditargetkan beroperasi tahun depan.
Nah, hingga akhir tahun, Erlin bilang bakal ada dua investor baru lagi yang juga berasal dari China. Maka dari itu, pada penghujung tahun perseroan pede kinerja bisa sama positifnya dengan semester I.
“Dari kawasan industri Subang Smartpolitan sendiri itu diharapkan sekitar Rp 650 miliar sampai Rp 700 miliar. Tapi itu tetap dipotong 36,5% untuk Djarum ya,” ungkap Erlin saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Selasa (19/8/2025).
Dengan kata lain, jika sudah dikurang porsi milik Djarum, SSIA menargetkan pendapatan dari Subang Smartpolitan sekitar Rp 444,5 miliar.
Erlin bilang target ini termasuk konservatif, dan ada potensi hasil akhirnya melampaui target. Ia berkaca pada kawasan industri perseroan di Karawang yang sempat diserbu investor. “Sempat perusahaan berbondong-bondong mencari lahan, sampai kami tak hanya berpatok pada harga standar lagi, tapi juga siapa yang lebih cepat dan tawarannya lebih match,” katanya.
Menurut Erlin, Subang Smartpolitan bakal menjadi motor baru pendapatan kawasan industri SSIA. Perseroan sendiri percaya diri masih mendominasi persaingan di wilayah tersebut, dengan total luas wilayah sebesar 2.717 hektare.
Pembangunan kawasan ini bakal dibagi menjadi empat tahap, dengan total belanja modal (capex) total sekitar Rp 10 triliun. Untuk tahun ini saja, Erlin bilang capex yang dialokasikan sebesar Rp 2,4 triliun, dengan Rp 1,6 triliun di antaranya sudah terealisasi.
“Sekitar 30% untuk akuisisi tanah, dan sisanya infrastruktur. Kami kebut infrastruktur karena dari investor juga punya tenggat waktu yang ketat,” katanya.
Selanjutnya: 10 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Sulit Kena PHK
Menarik Dibaca: IHSG Masih Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (20/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News