wmhg.org – CIKANDE. Sejumlah petugas tengah mendapat pengarahan untuk bersiap menjalankan proses dekontaminasi di Pos Polisi, Kawasan Industri Moderan Cikande, Serang, Banten, Senin (13/10/20205).
Belasan anggota tim ini berada dibawah koordinasi Kemeterian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Badan Riset dan Inovaso Nasional (BRIN), serta intansi terkait lainnya. Mereka bertugas menetralkan kontaminan pada 10 titik utama yang tercemar radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri yang berjalak 68 kilometer dari Jakarta.
Hari menjelang siang, kendaraan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian LH, mulai bergerak dari pos polisi menuju target, yakni PT SHS. Lengkap membawa sejumlah bahan kimia dan peralatan, termasuk alat pelindung diri (APD), serta alat deteksi radio aktif.
Dari pantauan KONTAN yang ikut bersama rombongan, titik yang dituju adala sebuah gudang di bagian depan bangunan milik PT SHS. Selain deretan ruang penyimpanan dan fasilitas lainnya, terdapat bangunan tiga lantai yang cukup besar. Gedung ini difungsikan sebagai mess pekerja. Di beberapa sudut gudang masih teronggok gulungan kabel berukuran jumbo yang sudah lapuk bagian pembungkusnya, kawat besi, dan aneka barang bekas berbahan logam. Tampak sebuah eskavator dan beberapa alat berat lainnya.
Setelah berkordinasi dengan penanggung jawab setempat, petugas dekontaminasi mengarah pada tumpukan blower. Ada belasan blower berwarna kuning yang ditempatkan terspisah. Dari penuturan seorang pekerja yang mengenakan seragam dan safety helmet bertuliskan BPS, jika sebelumnya sudah dilakukan satu kali proses dekontamonasi. Ini hanya pengecekan ulang untuk memastikan apakah sudah bersih atau belum. Kadar radiasinya tidak besar kok, ucapnya. Blower ini sebagai pendingin ruangan, imbuhnya.
Hanya saja, setelah pengukuran dengan alat deteksi radiasi, petugas kembali mengenakan APD dan melakukan dekotaminasi lanjutan. Saat KONTAN berupaya mengkonfirmasi lebih jauh mengenai kondisi blower terkontaminasi Cs-137, pihak manajemen PT SHS enggan memberikan penjelasan. Nanti humas, ya, tegas seorang petugas.
Namun insiden tidak menyenangkan terjadi ketika KONTAN digiring masuk ke pos penjagaan. Sempat terjadi perdebatan lantaran pihak keamanan SHS memmaksa untuk menghapus semua foto dan video yang sudah diambil. Mereka berjanji akan mempersilakan untuk mengambil foto dan video setelah pimpinan perusahaan datang. Demi keamanan, KONTAN akhirnya meninggalkan lokasi pabrik dengan foto dan video yang sudah dihapus permanen.
Sebelum insiden tidak menyenangkan, KONTAN sempat wewawancara sejumlah pekerja yang tengah beristirahat. Beberapa di antaranya mengaku khawatir dengan temuan cemaran Cs-137 di tempatnya bekerja. Saya sudah tahu ada isu radioaktif, tapi gimananya kita kan butun kerja. Takut juga sih, aku seorang pekerja berkulit gelap.
Apa sudah ada pemeriksaan kesehatan? Belum ada sih. Pihak manajemen sudah merencanakannya dan tengah berkordinasi dengan dinas kesehatan, imbuh pekerja lainnya yang diketahui berasal dari luar Jawa Barat.
KLH/BPLH mengungkap temuan terkini yang mana kontaminasi Cs-137 mencapai 33.000 mikrosievert per jam atau sekitar 875.000 kali lipat di atas kandungan Cs-137 dalam lingkungan yang alami.
Di lokasi terpisah, Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq mengingatkan angka radiasi ini sangat serius dan memerlukan penanganan cepat, tepat dan terkordinasi. Demikian ditegaskan Hanif saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanganan Kerawanan Bahaya dan Dekontaminasi Radionuklida Cs-137 yang digelar Polda Banten di Markas Polsek Cikande, Senin (13/10/2025).
Mengigat kejadian ini adalah hal serius, pemerintah menyatakan seluruh pihak wajib mengikuti peta zonasi risiko radiasi Cesium-137 yang telah disusun dan dimutakhirkan oleh BRIN serta Bapeten, tegasnya.
Memang, di sejumlah lokasi temuan cemaran Cesium-137 sudah dipasang papan peringatan. Salah satunya di PT Peter Metal Technology (PMT). Lahan kosong persis di sebelah pabrik PT Samator, juga berdiri tegak papan peringatan bahaya radiasi. Lahan tersebut hanya terpisah oleh akses jalan kawasan dan gorong-gorong saluran air. Di ujung lahan, ada tumpukan material limbah pabrik. Lokasi lapak pengepul rongsokan di pemukiman warga juga dipasang papan peringatan.
Pabrik peleburan logam stainless steel milik PMT diduga menjadi sumber awal yang membuat udang yang dikirimkan ke luar negeri terkontaminasi. Kini, semua hasil dekontaminasi dibawa ke PMT dengan standar Bapeten dan BRIN. Kebocoran radioaktif itu terendus setelah Amerika Serikat (AS) menolak udang yang dikirim oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS), perusahaan yang memproduksi udang beku. Pabrik tersebut hanya berjarak 3 km dari Peter Metal. Saat ditelusuri oleh pemerintah, diketahui radioaktif tersebut berasal dari Peter Metal.
Berdasarkan pemeriksaan kesehatan lebih dari 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Kementerian Kesehatan mencatat 15 orang positif terpapar radiasi radionuklida Cs-137. Enam orang positif terpapar dari hasil pemeriksaan surveymeter radiasi dan 9 orang positif berdasarkan pemeriksaan whole body counter (WBC).
Dari Pantauan KONTAN, situasi di PMT tampak sepi. Lahan kosong cukup luas terbentang di bagian samping kanan dan belakang bagunan pabrik. Setumpukan barang di beberapa titik bagian lahan yang dipenuhi ilalang dan tanam liar.
Hanya ada seorang pertugas keamanan di pos penjagaan. Sebenarnya pabarik ini sudah tutup beberapa bulan sebelum mencuat isu radioaktif. Tutup karena kekuarangan bahan baku limbah logam yang akan diolah. Kini, lokasi pabrik dijadikan tempat penampungan sementara barang-barang hasil dekontamonasi. Ada sekitar 30 tong, beberapa material, itu baru dari dua lapak, sudah masuk sebulan yang lalu, sebut Sadan, petugas keamanan Peter Metal. Kabar yang beredar, PMT mengimpor scrap besi dan baja dari Filipina.
Di seberang pabrik yang terletak di Jalan Modern Industri XVIII Blok AN No.3 ini, berdiri bagunan PT New Asia Pacific Copper Indonesia (Napci) dalam status pengawasan pejabat pengawas lingkungan hidup. Ini telihat dari papan peringatan berwarna merah berlogo KLH dan Polri. Tidak banyak pekerja yang berativitas di perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan produk terkait tembaga.
Sepintas, masih ada aktivitas menurukan muatan dari truk kontainer. Truk sudah kosong, muatan sudah dibongkar di gudang. Muatannya 20 ton logam bekas dari daerah Jawa Tengah, tutur Sugeng, sopir truk kontainer.
Setali tiga uang. Aktivitas di BMS pun tidak begitu mencolok. Ada dua pintu masuk ke pabrik pengolahan udang beku ini. Di bagian belakang pabrik dengan akses masuk dari pos penjagaan dua, berjejer tumpukan boks-boks kosong berwarna biru bertuliskan BHS. Sesekali kelur kendaraan forklift membawa material yang diturunkan dari kontainer.
Pemandangan berbeda di pos pertama. Beberapa orang terlihat menunggu di depan pagar pintu gerbang, beberapa di antaranya membawa lembaran ketas seperti surat. Saya lagi nunggu ibu, ngambil paklaring, ujar seorang wanita muda saat ditanya KONTAN. Sayang, ia enggan membalas lebih detail mengenai kabar pekerja BMS yang banyak dirumahkan bakan di PHK menyul temuan udang beku yang tercemar radioaktif.
KONTAN bermaksud menemui manajemen BMS untuk mengkonfirmasi terkait aktivitas pabrik dan kabar PHK. Sayangnya, pihak kemananan melarang masuk ke area pabrik, seraya beralasan tidak ada pernyataan dari manajemen. Dari informasi yang dihimpun KONTAN, sejumlah pabrik beroperasi terbatas hingga tutup tahun nanti. Aktivitas di Kawasan Industri Modern Cikande ditargrtkan bisa normal kembali pada awal tahun depan setelah prosen dekontaminasi selesai dan netral dari paparan radiasi Cesium-137.
Penyidikan
Satuan Tugas Penanganan Cesium-137 menyebutkan, proses investigasi terus berjalan untuk mengetahui sumber paparan radioaktif pada besi bekas atau scrap metal yang mengontaminasi produk udang ekspor. Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cesium-137 Bara Krishna Hasibuan bilang, hingga saat ini belum ada kesimpulan lantaran masih dalam prosesi investigasi.
Menurut Bara, Cesium-137 yang dilebur diduga menjadi partikulat halus dan menyebar ke sejumlah titik udara termasuk PT BMS. Artinya, bukan aktivitas peleburan yang menghasilkan zat radioaktif, melainkan srap tersebut telah terkontaminasi. Kasus kontaminasi radioaktif Cesium-137 pada sejumlah pengiriman udang dari Indonesia telah naik ke tahap penyidikan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia. Ada peluang kasus ini bisa berakhir pidana, ungkapnya.
Hanya saja, pihak Kepolisian belum meminta penjelasan dari pemilik Peter Metal terkait dengan kasus cemaran radioaktif dari fasilitas industri. Pasalnya, pabrik tersebut telah tutup sebelum kasus cemaran ini terungkap. Diketahui sang pemilik sidah pulang ke negara asalnya. Sejatinya, keterangan dari pemilik pabrik itu menjadi kunci untuk mengetahui penyebab scrap metal tersebut terkontaminasi radioaktif.
Menteri Hanif mengatakan, secara paralel, penegakan hukum terus berjalan untuk menelusuri sumber radiasi yang tidak semestinya berada di lingkungan. Dari sisi hukum, pemerintah mendukung langkah aparat penegak hukum dalam melakukan penelusuran menyeluruh terhadap dua kemungkinan sumber kontaminasi, yaitu dari importasi scrap besi dan baja serta dari potensi kebocoran limbah penggunaan Cs-137 di sektor komersial. Penyelidikan dilakukan dengan dukungan penuh dari BRIN dan BAPETEN agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Selain langkah teknis di lapangan, pemerintah juga memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kebijakan dan regulasi nasional. Pengawasan terhadap potensi bahaya radiasi dari sumber radionuklida akan diperketat melalui revisi berbagai kebijakan terkait. “Pemerintah telah menghentikan sementara rekomendasi impor scrap besi dan baja dari luar negeri hingga seluruh pihak terkait mampu memastikan sistem pengawasan dan fasilitas keamanan berjalan maksimal,” tegas Hanif.
Pemerintah menargetkan proses dekontaminasi selesai pada Desember 2025, termasuk di area industri dan pabrik yang teridentifikasi. Langkah ini diawali dengan tindakan dekontaminasi pada sepuluh titik utama yang terdeteksi, dengan target penyelesaian bertahap dalam waktu satu bulan.
Selanjutnya: JAPFA dan Yayasan Edufarmers Luncurkan Beasiswa JAPFA untuk Anak Negeri
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Snack Fair Periode 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Lay’s-Cheetos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
/2024/05/01/334821443.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
/2020/02/07/952027641.jpg)
/2025/06/11/25951370.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5421754/original/048274500_1763958477-Foto_Ilustrasi_Sompo_Insurance__2_.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3324617/original/050657400_1608026449-20201215-Harga-emas-terus-turun-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5297066/original/050946000_1753669763-Gemini_Generated_Image_4l859a4l859a4l85.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4723188/original/034031500_1705921925-fotor-ai-20240122181144.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3458469/original/077547300_1621321944-20210518-Harga-Emas-Antam-7.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422457/original/026233200_1763984431-1000160322.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4175414/original/003994800_1664441560-B40.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2849790/original/043609100_1562754392-20190710-Rupiah-Stagnan-Terhadap-Dolar-AS3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2376778/original/028716000_1538914360-Untitled-3.jpg)