Alasan Pencabutan 4 IUP Tambang Emas, Dirut Antam: Bukan Karena Tidak Ada Cadangan

wmhg.org – JAKARTA. Pemerintah mencabut empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi emas milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam.

Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter mengatakan, alasan dicabutnya empat IUP eksplorasi emas milik Antam tersebut bukan karena tidak adanya cadangan.

Menurut pria yang akrab disapa Nico itu, pemerintah saat itu melalui Menteri Investasi Han hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2019-204, Bahlil Lahadalia mencabut keempat IUP karena alasan pengelolaan yang terlalu lama.

Kan waktu dicabutnya karena ada pertimbangan kenapa lama terdiam. Padahal kita ada isu dalam business plan, ada isu keselamatan, karena disitu daerah rawan, ungkap Nico, di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/04).

Lantaran keputusan pencabutan izin berada di BKPM, Nico bilang, dalam waktu dekat pihaknya akan memenuhi panggilan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM yang sekarang dijabat Rosan Roeslani.

Kita mesti siapkan semua dokumen, semua persiapan, sehingga waktu kita dipanggil, insyaallah kita akan punya plan yang lebih konkret dan lebih jelas Itu yang kita siapkan, kata dia.

Terkait penambahan cadangan emas baru, Nico mengatakan, saat ini Antam telah membidik tiga wilayah di Indonesia yang berpotensi untuk diakuisisi menjadi tambang milik Antam.

Kalau saya bicara disini direbutin orang. Tapi kita sudah ada tiga (wilayah) yang kita memprioritaskan, kata dia.

Sebagai informasi, 4 IUP Antam yang dicabut BKPM kala itu berada di wilayah Oksibil (Venus), Kab. Pegunungan Bintang, Provinsi Papua dengan detail Surat Keputusan Tambang sebagai berikut:

1. SK BKPM RI No. 622/I/IUP/PMDN/2021

2. SK BKPM RI No. 234/1/IUP/PMDN/2020

3. SK BKPM RI No. 234/1/IUP/PMDN/2020

4. SK BKPM RI No. 234/1/IUP/PMDN/2020

Selanjutnya: Industri Wait and See Efek Perang Tarif, Indeks Kepercayaan Industri April 2025 Turun

Menarik Dibaca: Film Tabayyun Gabungan Cinta, Luka Lama, dan Keberanian Menjawab Stigma

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News