wmhg.org – JAKARTA. Rupiah bergerak datar pada perdagangan hari Kamis (29/8). Pergerakan minim mata uang Garuda sejalan dengan sikap wait and see investor menantikan data ekonomi Amerika Serikat (AS) di akhir pekan.
Mengutip Bloomberg, Kamis (29/8) rupiah spot ditutup melemah tipis 0,01% ke level Rp 15.423 per dolar AS. Sedangkan, rupiah jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau justru menguat 0,43% ke level Rp 15.409 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi mencermati, pergerakan datar rupiah hari ini seiring dengan kuatnya dolar AS karena investor fokus pada data inflasi utama dari ekonomi Amerika. Investor ingin mendapatkan petunjuk lebih jauh tentang besarnya potensi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada bulan September.
“Fokus minggu ini adalah data produk domestik bruto AS dan data indeks harga PCE sebagai pengukur inflasi pilihan Fed untuk isyarat ekonomi lainnya,” ungkap Ibrahim dalam risetnya Kamis (29/8).
Ibrahim melihat, komentar dovish terbaru dari The Fed telah memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan September. Menurut alat CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan peluang sekitar 63,5% untuk pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 bps pada bulan September dan peluang 36,5% untuk pemangkasan sebesar 50 bps.
Selain itu, investor menunggu rilis data inflasi zona euro bulan Agustus akhir pekan ini, sebagai petunjuk kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. Kemudian, pada Selasa depan (3/9), para pedagang bertaruh bahwa Bank of England (BoE) akan melambat terkait pelonggaran kebijakan moneter daripada Fed.
Ibrahim menambahkan, para pedagang juga menunggu laporan pendapatan dari raksasa chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia, yang telah memicu kegilaan di Wall Street dan sekitarnya dalam beberapa tahun terakhir. Seperti diketahui, dolar cukup sensitif terhadap pergerakan di pasar ekuitas tahun ini
Pengamat Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, rupiah bergerak datar hari ini karena investor cenderung berhati-hati terhadap data ekonomi penting AS. Investor mengantisipasi data revisi PDB Amerika dan klaim pengangguran malam ini, serta nantikan data inflasi PCE yang dirilis besok Jumat (30/8).
Menurut Lukman, dengan absennya data dari dalam negeri, maka perhatian investor akan tertuju pada data ekonomi AS. Apabila tidak ada perubahan pada data PDB dan klaim pengangguran AS, maka diperkirakan dolar akan stabil dan rupiah diperkirakan akan kembali berkonsolidasi.
“Investor mungkin masih lebih fokus pada data inflasi PCE AS besok malam. Namun dari sisi teknikal, indeks dolar AS terlihat sudah oversold dan berpotensi terjadi bargain hunting,” imbuh Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8).
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.400 – Rp 15.550 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (30/8). Sedangkan, Ibrahim memprediksi rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp 15.350 – Rp 15.460 per dolar AS.